Kamis, 10 Juli 2008

Politik - Profil Ketua Sempalan Golkar

Hidup di balik kepentingan, penuh intrik penuh noda

Lalu, aku yang melintas melihat kepentingan orang penting

... terjatuh pada kebingungan...

Aku = Ranap. Tebet 11/7/2008.

Kamrussamad, Politisi Golkar yang Terbuang

Bentuk kekalahan Golkar di berbagai Pilkada memicu desakan mundurnya Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK). Meski tak diakui oleh pengurus pusat Golkar, Kaukus Muda Partai Golkar terus memperjuangkan alih regenerasi lewat wacana pemberhentian JK dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).

Pria berkulit putih sibuk menyapa orang yang datang pada ruang utama sebuah rumah kecil di Jl Danau Limboto No. 14 Benhil, Jakarta Pusat, akhir Juni lalu. Dengan senyum ramah, Kamrussamad menggelar jumpa pers guna menyerukan pembenahan di Partai Golkar.

Kamrussamad atau yang akrab dipanggil Samad saat ini menjabat sebagai pendiri sekaligus Ketua Kaukus Muda Partai Golkar (KMPG). Dia mengaku, sedang berjuang mempertahankan eksistensi keutuhan Golkar di masa mendatang, karena saat ini partai berlambang pohon beringin itu sudah di ambang keruntuhan.

Lelaki kelahiran Pangkep, Sulawesi Selatan, 20 Juli 1974 ini adalah sosok muda kritis di Partai Golkar. Keikutsertaanya dalam tubuh partai berjas kuning ini dimulai sejak tahun 2002. Kala itu, Golkar mendapat tuntutan dibubarkan oleh Sri Bintang Pamungkas akibat kasus money politic yang dilakukan oleh Penasehat Golkar, AA Baramuli di kawasan timur Indonesia.

Apalagi, tak lama Gus Dur sewaktu menjabat presiden mengeluarkan dekrit yang salah satunya menginstruksikan pembubaran Partai Golkar. Samad merupakan salah satu kader muda yang memperjuangkan agar langkah pembubaran itu tak berlangsung. Hasilnya, Partai Golkar kian tegar berdikari. Secara nyata, Samad merupakan salah satu pahlawan pembela Golkar.

Menjadi bagian dari Partai Golkar membuat lelaki lulusan strata dua jurusan Bisnis Internasional di Universitas Indonesia ini terus berkarya. Samad aktif menggalang kekuatan dan mengkonsolidasikan kekuatan di tanah kelahiran, Sulawesi Selatan, terutama di kabupaten Pangkep.

Akibat gencarnya konsolidasi dan menyerap aspirasi masyarakat wilayah Sulawesi Selatan, dia menjadi calon legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II dalam Pemilu 2004. Samad memperoleh 12.567 suara. Toh, tenyata harapan itu kandas. Dia tidak lolos jadi dewan. Meski begitu, Samad terus berjuang.

Kegigihan membuatnya dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) pada tahun 2006. Di mana, AMPI merupakan organisasi massa sayap Partai Golkar.

Dalam keseharian, Samad adalah pengusaha sekaligus politikus muda yang aktif dalam organisasi. Sejak tahun 2005 hingga sekarang, dia dipercaya menjadi Ketua DPP KNPI dan Ketua Umum DPP Pemuda Penerus Amanat Proklamasi Republik Indonesia (PPARI). Untuk kalangan pengusaha, Samad bergabung di HIPMI sebagai Ketua Kompartemen KKO BPP.

Namun, setelah terjuan dalam dunia politik di partai besar jaman Orde Baru itu, Samad melihat perlunya pembenahan khususnya bagi kaum muda. Dia lalu mendirikan KMPG. Di mana lewat gerakan ini, Samad sering melontarkan rencana pengadaan Munaslub partai Golkar yang berisi pembenahan Partai Golkar khususnya penggantian JK.

Kedengkian, kekesalan Samad terhadap JK menurutnya akibat kebijakan yang diambil ketua umum Golkar tersebut sudah tidak proporsional. Samad mencontohkan, beberapa kader yang menang pemilihan tetapi dikalahkan oleh proses hukum seperti kasus Pilkada Walikota Depok dan Pilkada Lampung. Kekalahan tersebut bagi Samad berasal dari kantor Wakil Presiden yang tak lain adalah pula Ketua Umum Partai Golkar.

Samad juga gerah dengan aura nepotisme yang dilakukan JK. Baginya, pelantikan pengurus keluarga Kalla sudah menyalahi aturan AD/ART Partai Golkar. Keluarga JK yang menjabat pengurus Golkar seperti Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Suhaeli Kalla, jabatan mendadak Ketua DPP AMPI hasil resafel oleh Hakim Kalla atau menantu JK, Langlang Wilangkoro yang tiba-tiba menjadi Wasekjen MKGR Pusat. Ada pula Ira Jusuf Kalla sebagai Wakil Bendahara Umum PP KPPG dan Afifuddin Suhaeli Jusuf Kalla yang menjadi Wakil Bendahara Umum PP AMPG.

Pandangan Samad terhadap ketidakbecusan JK dalam mengelola Partai Golkar kian terbukti dengan banyaknya kekalahan wakil Golkar di beberapa daerah di seluruh Indonesia. Tercatat, Partai Golkar sudah keok pada sepuluh pemilihan kepala daerah di Indonesia.

Perseteruan Samad versus JK memuncak. Rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (DPP AMPI), 15 Agustus 2007 lalu di Jakarta memutuskan untuk memberhentikan Kamrussamad dari jabatan Wakil Sekretaris Jenderal DPP AMPI. KMPG pun dianggap sebagai gerakan terlarang di Partai Golkar.

Dua hari sebelumnya, ketika JK menerima audensi BMK 57 mengatakan, saya sudah perintah untuk Golkar dan AMPI untuk pecat. “Anak itu (Samad­-Red) tak jelas kerjaannya. Anak itu ada di mana-mana, kerjaannya memang begitu. Kalau dia minta nomor jadi, tidak begitu caranya,” ungkap JK menanggapi pertanyaan Sekjen BMK, Sabil Rachman tentang KMPG. *** Rnp

Kaukus Muda Partai Golkar: Siapkan Proses Konstitusional Ganti JK

Dengan antusias, Kamrussamad, tokoh pendiri Kaukus Muda Partai Golkar (KMPG) berupaya menyiapkan proses konstitusional untuk mereformasi Partai Golkar yang baginya kian tertinggal. Dalam konferensi pers KMPG, (25/6) di Benhil, Jakarta Pusat, dia meminta pengurus Golkar harus segera memangkan Pilkada yang akan berlangsung. Di sela acara, Biografi Politik sempat memwawancari Kamrussamad.

Apa yang melandasi berdirinya Kaukus Muda Golkar?

Pertama, kami menilai institusi kepemudaaan di Partai Golkar tidak lagi mampu menyuarakan aspirasi kaum muda secara maksimal. Mereka cenderung tak lagi mampu memberikan pandangan yang segar, cerdas dan obyektif dalam memajukan Golkar. Yang terjadi adalah patronase politik di internal Golkar yang begitu kuat sehingga meredam nilai-nilai idealisme baik secara individu maupun institusional di tingkat kelembagaan kepemudaan yang ada. Karena itu, kami menilai perlu ada institusi alternatif lembaga baru yang lebih fokus terhadap kemajuan Golkar yang didasarkan pengamatan, survai, atau pun masukan yang berkembang.

Apa yang kami lakukan ini merupakan pula bagian apa yang dianut dalam paradigma baru Golkar yaitu adanya aspirasi dari bawah (button up). Jadi pengambilan keputusan itu harus didasarkan dari button up bukan lagi dari top down. Jadi ini salah satu ciri paradigma baru Partai Golkar.

Kedua, kami beranggapan bahwa Golkar perlu secara jelas dan tegas memberikan ruang besar dalam terjadinya sirkulasi elit dari generasi senior kepada generasi muda di tingkat kepemimpinan. Sehingga, masa depan partai akan lebih terjaga.

Apa saja yang sudah dilakukan Kaukus Muda Golkar?

Kami sudah menyiapkan proses konstitusional untuk mengganti JK. Kami sedang melakukan konsolidasi kepada DPD I dan DPD II untuk pelaksanaan teknis Munaslub.

Kami pula akan merayakan 10 tahun Munaslub pada 10 Juli ini. Peringatan 10 tahun sebagai peringatan dicetuskannya paradigma baru partai Golkar. Kami akan memperingati 10 tahun Munaslub sekaligus mencanang Munaslub kedua.

Sejauh ini bagaimana perkembangannya?

Sejauh ini saya cukup optimis karena mereka sudah sampai pada titik kesepahaman bahwa kinerja kepemimpinan JK tak bisa diharapkan untuk memenangkan Pemilu legislatif.

Sampai dengan saat ini bagaimana dukungan yang ada?

Kaukus Muda Golkar lahir sejak awal 2007. Kami menilai dengan tetap bertahannya organisai ini menunjukkan apresiasi konstiuen Golkar itu tinggi. Buktinya, kami mendapat dukungan atau apresiasi berupa kritikan maupun masukan dari kader Golkar di seluruh Indonesia.

Siapa saja yang tokoh ikut langsung?

KMPG ini tidak bersifat struktural melainkan fungsional. Jadi, melembaga atas kesadaran visi anak muda dalam melihat Golkar ke depan. Karena itu, kami selalu membuka diri bagi siapa saja yang memiliki visi dan keberanian untuk menyuarakan kepentingan terbaik bagi Partai Golkar.

Sebagian orang menilai bahwa Kaukus Muda Golkar didukung oleh akbar Tandjung. Apakah ini benar?

Kami menilai dia memiliki visi yang jelas dalam memimpin Partai Golkar pada lima tahun lalu secara jelas yaitu ingin menciptakan kelas menengah baru di kalangan politik. Juga, menciptakan agregasi, struktur baru di kalangan generasi muda. Seluruh kalangan mudah direkrut baik dari nasionalis, kelompok agama maupun kelompok daerah menjadi kelas menengah baru. Sehingga, saat ini lahirlah tokoh-tokoh muda di parlemen. Dengan begitu, kami melihat adanya kesamaan visi. Bahwa perlunya sirkulasi elit politik dan membentuk kelas menengah baru di kancah politik.

Nah, JK dan seluruh jajarannya tidak melakukan itu. Bahkan, bangunan yang sudah dibuat oleh Akbar Tandjung lima tahun lalu diruntuhkan tanpa maksud yang jelas. Tidak ada lagi manajemen yang mengatur agar kaum muda di berbagai daerah untuk tumbuh berkembang sehingga menjadi pemenang di daerahnya masing-masing.

Kepemimpinan JK sudah tidak layak bukanlah lagi kami saja yang menilai, tapi sudah kepada penilaian rakyat. Pengadilan pada kepemimpinan Golkar saat ini melalui berbagai kekalahan Golkar di Pilkada. Dibuktikan bahwa rakyat tak mau memilih calon yang diusulkan Partai Golkar.

Bagaimana dengan keberadaaan Surya Paloh?

Dia adalah tokoh yang baik. Saya kira Golkar punya banyak masalah di bawah kepemimpinan JK karena tak mendengarkan masukan dari Surya Paloh. Oleh sebab itu, Surya Paloh cukup pantas untuk posisikan ke depan.

Bagaimana tanggapan AMPI dengan adanya KMPG?

Saya kira AMPI sekarang jadi institusi yang ‘membeo’. AMPI sekarang jadi institusi yang sudah kehilangan jati diri kebaharuannya. Buktinya, orang yang obyektif, menyuarakan aspirasi yang berkembang di kader Golkar malah dipecat.

Pengurus Golkar sendiri menganggap Kaukus Muda Golkar sebagai gerakan terlarang dan bukan menjadi bagian dari Golkar. Bagaimana menurut Anda?

Itu adalah pernyataan yang tak memahami semangat paradigma baru Partai Golkar. Coba kita bandingkan partai lain yang organisasi sayap kepemudaannya tumbuh berkembang, seperti Partai Demokrat atau Partai Hanura sebagai partai baru.

Karena memang bersifat fungsional, maka kami tak akan melahirkan berbagai instituisi baru yang justru akan membingungkan. Kami ingin menjadi wadah aspirasi yang menyuarakan kondisi aktual pada Partai Golkar.

Pasca kekalahan Golkar di berbagai Pilkada, JK memutuskan evaluasi pola rekrutmen calon gubernur, bupati maupun walikota. Apakah langkah koreksi tersebut belum memadai?

Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama tahun 2005, 2006 dan 2007 lalu tidak dilaksanakan dengan maksimal. Kalau saja pelaksanaannya sungguh-sungguh, maka target Golkar bisa tercapai. Kita lihat contohnya seperti di Kalimantan Timur. Ahmad Amin yang menjabat Ketua Golkar Samarinda sebagai kader Golkar yang punya dukungan besar malah dipecat. Pencalonannya digantikan Dr Yusuf yang dukungannya kecil. Ternyata, pergantian tersebut karena kedekatan Dr Yusuf dengan kalangan keluarga Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla. Hal ini berarti telah melanggar juklak yang sudah disepakati. Jadi, sangat tidak beralasan apabila JK lepas tangan dari proses dari proses rekrutmen calon kepala daerah.

Kedua, kebijakan dalam rapat itu menurut saya cuma jadi obat penghilang rasa sakit sementara yang tak menyelesaikan masalah. Di mana masalah sebenarnya adalah lemahnya visi kepemimpinan partai Golkar dalam menterjemahkan ideologi partai yaitu doktrin karya kekaryaan. Sebab, doktrin ini seharusnya menjadi kekuatan dalam membangun militansi kader. *** Wawancara khusus dengan RANAP SIMANJUNTAK

Tidak ada komentar: