Kamis, 10 Juli 2008

Sastra - Puisi 1

Alone
(sudah telat belum ya?)

- Adakah Sepi itu ternikmati;
seperti balon pecah,
yang berteriak lantang ketika masa akhir
.

- Si Penggugah hati, yang datang di masa akhir
Kemana saja kau, dik?

- Oh, adik, Semua jadi sia ketika tiba masa akhir
Jangan tanya kenapa, tapi karena kita ... ?
(Aku yang terkikis oleh saat dijemput)

Politik - Panda Nababan

Panda Nababan : Kasih Pancing, Bukan Ikan

Dampak kenaikan BBM, popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla anjlok. Hasil survai Indo Barometer menyimpulkan, separuh lebih, tepatnya 50,6 persen dari 1.200 orang responden di seluruh Indonesia menyatakan tak menginginkan SBY menjabat sebagai presiden lagi. Di sisi lain, nama Megawati mencuat sebagai sosok presiden pengganti.

Ruangan Kridangga, Hotel Atlet Century Park, Jakarta akhir Juni lalu menjadi saksi hasil survai Indo Barometer (IB) tentang evaluasi publik satu bulan kenaikan BBM beserta dampak sosial politiknya. Data yang dikumpulkan dari responden di 33 propinsi yang dikumpulkan sejak 5 hingga 16 Juni ini memaksa pmerintah harus ‘buka mata’ karena kepercayaan rakyat kian turun pada posisi terendah, dibanding dampak paska kenaikan BBM pada 2005.

Dengan kaus warna merah yang bagian kiri dadanya bergambar banteng, anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Panda Nababan menyambut ramah Biografi Politik. Mantan wartawan yang pernah memenangkan penghargaan jurnalistik, Adinegoro tahun 1976 ini menanggapi hasil survai tersebut dengan bangga. Baginya, hasil tersebut adalah obyektif karena lembaga penyelenggara survai sebagai organisasi netral. “Mereka itu kan netral melihat. Hasil itu dicapai karena sekarang rakyat makin kritis, makin paham tentang keadaan yang ada,” katanya di pelataran ruang masuk.

Pria yang berjuang bersama PDI-P sejak 1993 ini memaparkan, kebijakan pemerintah menaikkan BBM tahun ini berdampak luas bagi masyarakat. Imbasnya, masyarakat mulai membandingkan gaya kepemimpinan yang ada. “Rakyat sekarang sudah melihat dan mulai membandingkan. Kalau saat Mbak Mega jadi presiden selama tiga tahun itu, paling tidak, sudah dirasakan dibandingkan dengan sekarang. Dia bukanlah pemimpin yang cuma duduk-duduk saja, tapi langsung turun ke bawah,” ungkap salah satu pemegang saham majalah Forum Keadilan ini.

Panda menambahkan, Megawati adalah sosok pekerja keras yang memperhatikan kepentingan rakyat seperti dampak kenaikan BBM. Artinya, apa yang dirisaukannya akan terus diperjuangkan. “Kita lihat saja, sewaktu rapat kerja nasional PDI-P di Makasar pada akhir Mei, Mbak Mega menginstruksikan kepada 109 anggota DPR dari Fraksi PDI-P untuk memperjuangkan hak angket sebagai langkah memperbaiki keadaan yang ada,” tutur suami dari Ria Purba ini.

Politisi yang rambutnya mulai banyak uban ini menjelaskan, perjuangan dalam mendapatkan hak angket tersebut sebagai solusi mencapai perbaikan. Sebab, selama ini kesimpangsiuran hal ihwal tentang BBM begitu kental. Pertamina beserta pemerintah terkesan tidak transparan. “Makanya salah satu cara adalah lewat hak angket yang akan menggali jawaban,” tukas ayah tiga anak ini.

Ketika ditanya tentang sejauh mana efisiensi hak angket, Panda mengangguk. Matanya menatap lekat dan dengan suara lantang nan berat, ia mengatakan, hak angket itu sangat efisien sebagai dasar awal perbaikan. “Sekarang jadi pertanyaan kok harga naik, kita belum mendapat keuntungan. Kenapa pula Pertamina tak bisa beli langsung, tapi harus pakai perantara. Bagaimana juga dengan pihak yang mengeksplorasi di Indonesia. Kok biaya produksi atau eksploitasi cost mereka dibebankan sehingga mengurangi kewajiban mereka kepada negara. Itu hanya contoh,” ucapnya.

“Dalam UUD 1945 kan jelas, “ lanjut Panda, “kekayaan negara itu adalah untuk kepentingan rakyat. Tapi kok kita tidak menikmati. Ini kan tragis. Nah, lewat hak angket ini kita ciba menelusuri, mencari jawaban.”

Sedangkan tentang program bantuan langsung tunai (BLT), Panda berolok. Anak yang kedua orangtuanya berprofesi guru ini menganggap BLT sebagai bentuk pembodohan rakyat. “Mbak Mega juga tidak setuju dengan program ini karena tak mendidik rakyat. Seakan rakyat dibentuk untuk jadi pengemis. Sebaiknya, kasihlah pancing, bukan kasih ikannya,” tegas Panda dengan logat Batak yang kental.

Lebih jauh Panda mengungkapkan, seharusnya pemerintah bijak. Bagi pria berkulit sawo matang ini, lebih baik dana program BLT dialokasikan untuk membangun prasarana. Ia mencontohkan, dana BLT bisa dipakai dalam menyukseskan program transmigrasi, misalnya dengan memfasilitasi pembelian lahan dan pembangunan masyarakat transmigrasi di Jawa menuju Kalimantan.

“Kalau sekarang masyarakat terima uang sebesar Rp 100 ribu itu paling cuma buat beli tambahan makan saja. Sebentar juga akan habis. Apalagi, mendapatkan BLT itu harus rebutan. Bayangkan orang antri berjam-jam. Jadi, BLT tidak ada manfaatnya, karena tidak sehat dan tak mendidik. Paling membuat masyarakat bermental pengemis. Padahal, kalau dikalkukasikan jumlahnya besar, mencapai angka triliunan. Sayang harus habis begitu saja,” kata Panda menutup perbincangan. *** RANAP SIMANJUNTAK

Politik - Profil Ketua Sempalan Golkar

Hidup di balik kepentingan, penuh intrik penuh noda

Lalu, aku yang melintas melihat kepentingan orang penting

... terjatuh pada kebingungan...

Aku = Ranap. Tebet 11/7/2008.

Kamrussamad, Politisi Golkar yang Terbuang

Bentuk kekalahan Golkar di berbagai Pilkada memicu desakan mundurnya Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK). Meski tak diakui oleh pengurus pusat Golkar, Kaukus Muda Partai Golkar terus memperjuangkan alih regenerasi lewat wacana pemberhentian JK dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).

Pria berkulit putih sibuk menyapa orang yang datang pada ruang utama sebuah rumah kecil di Jl Danau Limboto No. 14 Benhil, Jakarta Pusat, akhir Juni lalu. Dengan senyum ramah, Kamrussamad menggelar jumpa pers guna menyerukan pembenahan di Partai Golkar.

Kamrussamad atau yang akrab dipanggil Samad saat ini menjabat sebagai pendiri sekaligus Ketua Kaukus Muda Partai Golkar (KMPG). Dia mengaku, sedang berjuang mempertahankan eksistensi keutuhan Golkar di masa mendatang, karena saat ini partai berlambang pohon beringin itu sudah di ambang keruntuhan.

Lelaki kelahiran Pangkep, Sulawesi Selatan, 20 Juli 1974 ini adalah sosok muda kritis di Partai Golkar. Keikutsertaanya dalam tubuh partai berjas kuning ini dimulai sejak tahun 2002. Kala itu, Golkar mendapat tuntutan dibubarkan oleh Sri Bintang Pamungkas akibat kasus money politic yang dilakukan oleh Penasehat Golkar, AA Baramuli di kawasan timur Indonesia.

Apalagi, tak lama Gus Dur sewaktu menjabat presiden mengeluarkan dekrit yang salah satunya menginstruksikan pembubaran Partai Golkar. Samad merupakan salah satu kader muda yang memperjuangkan agar langkah pembubaran itu tak berlangsung. Hasilnya, Partai Golkar kian tegar berdikari. Secara nyata, Samad merupakan salah satu pahlawan pembela Golkar.

Menjadi bagian dari Partai Golkar membuat lelaki lulusan strata dua jurusan Bisnis Internasional di Universitas Indonesia ini terus berkarya. Samad aktif menggalang kekuatan dan mengkonsolidasikan kekuatan di tanah kelahiran, Sulawesi Selatan, terutama di kabupaten Pangkep.

Akibat gencarnya konsolidasi dan menyerap aspirasi masyarakat wilayah Sulawesi Selatan, dia menjadi calon legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II dalam Pemilu 2004. Samad memperoleh 12.567 suara. Toh, tenyata harapan itu kandas. Dia tidak lolos jadi dewan. Meski begitu, Samad terus berjuang.

Kegigihan membuatnya dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) pada tahun 2006. Di mana, AMPI merupakan organisasi massa sayap Partai Golkar.

Dalam keseharian, Samad adalah pengusaha sekaligus politikus muda yang aktif dalam organisasi. Sejak tahun 2005 hingga sekarang, dia dipercaya menjadi Ketua DPP KNPI dan Ketua Umum DPP Pemuda Penerus Amanat Proklamasi Republik Indonesia (PPARI). Untuk kalangan pengusaha, Samad bergabung di HIPMI sebagai Ketua Kompartemen KKO BPP.

Namun, setelah terjuan dalam dunia politik di partai besar jaman Orde Baru itu, Samad melihat perlunya pembenahan khususnya bagi kaum muda. Dia lalu mendirikan KMPG. Di mana lewat gerakan ini, Samad sering melontarkan rencana pengadaan Munaslub partai Golkar yang berisi pembenahan Partai Golkar khususnya penggantian JK.

Kedengkian, kekesalan Samad terhadap JK menurutnya akibat kebijakan yang diambil ketua umum Golkar tersebut sudah tidak proporsional. Samad mencontohkan, beberapa kader yang menang pemilihan tetapi dikalahkan oleh proses hukum seperti kasus Pilkada Walikota Depok dan Pilkada Lampung. Kekalahan tersebut bagi Samad berasal dari kantor Wakil Presiden yang tak lain adalah pula Ketua Umum Partai Golkar.

Samad juga gerah dengan aura nepotisme yang dilakukan JK. Baginya, pelantikan pengurus keluarga Kalla sudah menyalahi aturan AD/ART Partai Golkar. Keluarga JK yang menjabat pengurus Golkar seperti Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Suhaeli Kalla, jabatan mendadak Ketua DPP AMPI hasil resafel oleh Hakim Kalla atau menantu JK, Langlang Wilangkoro yang tiba-tiba menjadi Wasekjen MKGR Pusat. Ada pula Ira Jusuf Kalla sebagai Wakil Bendahara Umum PP KPPG dan Afifuddin Suhaeli Jusuf Kalla yang menjadi Wakil Bendahara Umum PP AMPG.

Pandangan Samad terhadap ketidakbecusan JK dalam mengelola Partai Golkar kian terbukti dengan banyaknya kekalahan wakil Golkar di beberapa daerah di seluruh Indonesia. Tercatat, Partai Golkar sudah keok pada sepuluh pemilihan kepala daerah di Indonesia.

Perseteruan Samad versus JK memuncak. Rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (DPP AMPI), 15 Agustus 2007 lalu di Jakarta memutuskan untuk memberhentikan Kamrussamad dari jabatan Wakil Sekretaris Jenderal DPP AMPI. KMPG pun dianggap sebagai gerakan terlarang di Partai Golkar.

Dua hari sebelumnya, ketika JK menerima audensi BMK 57 mengatakan, saya sudah perintah untuk Golkar dan AMPI untuk pecat. “Anak itu (Samad­-Red) tak jelas kerjaannya. Anak itu ada di mana-mana, kerjaannya memang begitu. Kalau dia minta nomor jadi, tidak begitu caranya,” ungkap JK menanggapi pertanyaan Sekjen BMK, Sabil Rachman tentang KMPG. *** Rnp

Kaukus Muda Partai Golkar: Siapkan Proses Konstitusional Ganti JK

Dengan antusias, Kamrussamad, tokoh pendiri Kaukus Muda Partai Golkar (KMPG) berupaya menyiapkan proses konstitusional untuk mereformasi Partai Golkar yang baginya kian tertinggal. Dalam konferensi pers KMPG, (25/6) di Benhil, Jakarta Pusat, dia meminta pengurus Golkar harus segera memangkan Pilkada yang akan berlangsung. Di sela acara, Biografi Politik sempat memwawancari Kamrussamad.

Apa yang melandasi berdirinya Kaukus Muda Golkar?

Pertama, kami menilai institusi kepemudaaan di Partai Golkar tidak lagi mampu menyuarakan aspirasi kaum muda secara maksimal. Mereka cenderung tak lagi mampu memberikan pandangan yang segar, cerdas dan obyektif dalam memajukan Golkar. Yang terjadi adalah patronase politik di internal Golkar yang begitu kuat sehingga meredam nilai-nilai idealisme baik secara individu maupun institusional di tingkat kelembagaan kepemudaan yang ada. Karena itu, kami menilai perlu ada institusi alternatif lembaga baru yang lebih fokus terhadap kemajuan Golkar yang didasarkan pengamatan, survai, atau pun masukan yang berkembang.

Apa yang kami lakukan ini merupakan pula bagian apa yang dianut dalam paradigma baru Golkar yaitu adanya aspirasi dari bawah (button up). Jadi pengambilan keputusan itu harus didasarkan dari button up bukan lagi dari top down. Jadi ini salah satu ciri paradigma baru Partai Golkar.

Kedua, kami beranggapan bahwa Golkar perlu secara jelas dan tegas memberikan ruang besar dalam terjadinya sirkulasi elit dari generasi senior kepada generasi muda di tingkat kepemimpinan. Sehingga, masa depan partai akan lebih terjaga.

Apa saja yang sudah dilakukan Kaukus Muda Golkar?

Kami sudah menyiapkan proses konstitusional untuk mengganti JK. Kami sedang melakukan konsolidasi kepada DPD I dan DPD II untuk pelaksanaan teknis Munaslub.

Kami pula akan merayakan 10 tahun Munaslub pada 10 Juli ini. Peringatan 10 tahun sebagai peringatan dicetuskannya paradigma baru partai Golkar. Kami akan memperingati 10 tahun Munaslub sekaligus mencanang Munaslub kedua.

Sejauh ini bagaimana perkembangannya?

Sejauh ini saya cukup optimis karena mereka sudah sampai pada titik kesepahaman bahwa kinerja kepemimpinan JK tak bisa diharapkan untuk memenangkan Pemilu legislatif.

Sampai dengan saat ini bagaimana dukungan yang ada?

Kaukus Muda Golkar lahir sejak awal 2007. Kami menilai dengan tetap bertahannya organisai ini menunjukkan apresiasi konstiuen Golkar itu tinggi. Buktinya, kami mendapat dukungan atau apresiasi berupa kritikan maupun masukan dari kader Golkar di seluruh Indonesia.

Siapa saja yang tokoh ikut langsung?

KMPG ini tidak bersifat struktural melainkan fungsional. Jadi, melembaga atas kesadaran visi anak muda dalam melihat Golkar ke depan. Karena itu, kami selalu membuka diri bagi siapa saja yang memiliki visi dan keberanian untuk menyuarakan kepentingan terbaik bagi Partai Golkar.

Sebagian orang menilai bahwa Kaukus Muda Golkar didukung oleh akbar Tandjung. Apakah ini benar?

Kami menilai dia memiliki visi yang jelas dalam memimpin Partai Golkar pada lima tahun lalu secara jelas yaitu ingin menciptakan kelas menengah baru di kalangan politik. Juga, menciptakan agregasi, struktur baru di kalangan generasi muda. Seluruh kalangan mudah direkrut baik dari nasionalis, kelompok agama maupun kelompok daerah menjadi kelas menengah baru. Sehingga, saat ini lahirlah tokoh-tokoh muda di parlemen. Dengan begitu, kami melihat adanya kesamaan visi. Bahwa perlunya sirkulasi elit politik dan membentuk kelas menengah baru di kancah politik.

Nah, JK dan seluruh jajarannya tidak melakukan itu. Bahkan, bangunan yang sudah dibuat oleh Akbar Tandjung lima tahun lalu diruntuhkan tanpa maksud yang jelas. Tidak ada lagi manajemen yang mengatur agar kaum muda di berbagai daerah untuk tumbuh berkembang sehingga menjadi pemenang di daerahnya masing-masing.

Kepemimpinan JK sudah tidak layak bukanlah lagi kami saja yang menilai, tapi sudah kepada penilaian rakyat. Pengadilan pada kepemimpinan Golkar saat ini melalui berbagai kekalahan Golkar di Pilkada. Dibuktikan bahwa rakyat tak mau memilih calon yang diusulkan Partai Golkar.

Bagaimana dengan keberadaaan Surya Paloh?

Dia adalah tokoh yang baik. Saya kira Golkar punya banyak masalah di bawah kepemimpinan JK karena tak mendengarkan masukan dari Surya Paloh. Oleh sebab itu, Surya Paloh cukup pantas untuk posisikan ke depan.

Bagaimana tanggapan AMPI dengan adanya KMPG?

Saya kira AMPI sekarang jadi institusi yang ‘membeo’. AMPI sekarang jadi institusi yang sudah kehilangan jati diri kebaharuannya. Buktinya, orang yang obyektif, menyuarakan aspirasi yang berkembang di kader Golkar malah dipecat.

Pengurus Golkar sendiri menganggap Kaukus Muda Golkar sebagai gerakan terlarang dan bukan menjadi bagian dari Golkar. Bagaimana menurut Anda?

Itu adalah pernyataan yang tak memahami semangat paradigma baru Partai Golkar. Coba kita bandingkan partai lain yang organisasi sayap kepemudaannya tumbuh berkembang, seperti Partai Demokrat atau Partai Hanura sebagai partai baru.

Karena memang bersifat fungsional, maka kami tak akan melahirkan berbagai instituisi baru yang justru akan membingungkan. Kami ingin menjadi wadah aspirasi yang menyuarakan kondisi aktual pada Partai Golkar.

Pasca kekalahan Golkar di berbagai Pilkada, JK memutuskan evaluasi pola rekrutmen calon gubernur, bupati maupun walikota. Apakah langkah koreksi tersebut belum memadai?

Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama tahun 2005, 2006 dan 2007 lalu tidak dilaksanakan dengan maksimal. Kalau saja pelaksanaannya sungguh-sungguh, maka target Golkar bisa tercapai. Kita lihat contohnya seperti di Kalimantan Timur. Ahmad Amin yang menjabat Ketua Golkar Samarinda sebagai kader Golkar yang punya dukungan besar malah dipecat. Pencalonannya digantikan Dr Yusuf yang dukungannya kecil. Ternyata, pergantian tersebut karena kedekatan Dr Yusuf dengan kalangan keluarga Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla. Hal ini berarti telah melanggar juklak yang sudah disepakati. Jadi, sangat tidak beralasan apabila JK lepas tangan dari proses dari proses rekrutmen calon kepala daerah.

Kedua, kebijakan dalam rapat itu menurut saya cuma jadi obat penghilang rasa sakit sementara yang tak menyelesaikan masalah. Di mana masalah sebenarnya adalah lemahnya visi kepemimpinan partai Golkar dalam menterjemahkan ideologi partai yaitu doktrin karya kekaryaan. Sebab, doktrin ini seharusnya menjadi kekuatan dalam membangun militansi kader. *** Wawancara khusus dengan RANAP SIMANJUNTAK

Politik Kata Mereka Buat Wiranto

Wiranto, sosok fenomenal dalam dunia politik dua masa, semasa Orde Baru hingga reformasi bergulir. Setelah kalah menjadi RI 1 dalam Pemilu 2004 bersama Golkar, dia lalu menggalang kekuatan dengan kendaraan politik baru bernama Partai Hati Nurani Rakyat. Dalam partai tersebut terdapat sejumlah tokoh besar seperti Yus Usman Sumanegara, Dr. Fuad Bawazier, Dr. Tuti Alawiyah AS., Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi, Laks TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Prof. Dr. Achmad Sutarmadi, Prof. Dr. Max Wullur, Prof. Dr. Azzam Sam Yasin, Jend. TNI (Purn) Subagyo HS., Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail, Samuel Koto, LetJen. TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso, Djafar Badjeber, Uga Usman Wiranto, Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono, Elza Syarief, Nicolaus Daryanto, Anwar Fuadi, Dr. Teguh Samudra dan lain-lain. Dalam nomor urut partai ini mendapat nomor pertama.

Lalu, apa kata sejumlah tokoh menyikapi kiprah Wiranto yang kemungkinan akan kembali mencalonkan diri sebagai eksekutif? Simak kutipan ini.


Yuddy Chrisnandi, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar
Kelebihan Wiranto menurut saya ada empat. Pertama yaitu pengalaman yang dia miliki sebagai mantan birokrat militer dan pejabat negara, sehingga punya bekal untuk memimpin. Kedua, integritas pribadi dari Wiranto, sebab memiliki komitmen tinggi terhadap nasionalisme. Ketiga adalah sosoknya yang cukup religius sebagai dasar dalam memimpin bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Terakhir, Wiranto punya jaringan yang cukup luas.

Peluang Wiranto akan semakin besar apabila pemerintahan saat ini semakin terpuruk. Apalagi, dengan kehadiran Partai HANURA yang menjual kejujuran dan ketulusan kepada rakyat, sehingga membuat Wiranto makin dikenal.

Saat ini, posisi Wiranto sebagai oposisi sudah cukup baik. Namun, sebaiknya Wiranto jangan terlalu mendiskreditkan kekurangan atau kelemahan pemerintah karena akan membuat orang lain semakin direndahkan sehingga merasa dizolimi. Dampaknya, simpatik terhadap Wiranto bisa berubah. Akan lebih baik dalam sikap politik, Wiranto lebih mengedepankan solusi. Sehingga, tak perlu berlebihan dalam menyerang politik pemerintah saat ini.


Arni Sabit, Pakar Politik
Bagi saya saat ini calon pemimpin bukan saja untuk memenangkan Pemilu, tapi juga bisa menyelesaikan masalah yang ada pada bangsa ini. Untuk itu, calon pemimpin seperti Wiranto misalnya harus punya kekuatan dengan berdasar kualifikasi seperti sejarah masa lalu dan langkah ke depan.

Nah, kalau dilihat ke belakang, saat jaman Orde Baru (Orba), para elite yang ada tak punya kemampuan untuk menjiwai demokrasi. Di mana, demokrasi adalah menjamin hak asasi manusia. Apakah Wiranto selama ini menjamin demokrasi? Wiranto meragukan, dia bukan sosok seperti itu.

Kalau masalah peluang, saya kira kemenangan Pemilu 2009 nanti bisa diraih. Persoalannya, kalau Wiranto yang menjadi pemimpin maka akan ada potensi bahaya terhadap demokrasi. Bisa ada lagi penculikan contohnya.

Yang terpenting adalah kualitas, bukan kuantitas. Apalagi, yang ikut dalam Partai HANURA kelihatan seperti sekelompok orang yang cuma cari kekuasaan semata.

Sukardi Rinakit, Pengamat Politik
Pada Pemilu mendatang, menurut saya yang dapat mengalahkan SBY ada tiga calon, yaitu: Megawati, Wiranto atau Sultan Hamengkubuwono X. Alasan Wiranto punya potensi besar karena sudah ada kendaraan politik berupa Partai HANURA. Terlebih, Wiranto saat ini dicitrakan antisesis dari karakter SBY yang juga adalah mantan pemimpin SBY sendiri.

Apabila bisa membuat citra antagonis dengan SBY, maka peluang Wiranto akan semakin besar. Salah satu citra antagonis yang harus ditonjolkan adalah sifat tegas, karena selama ini masyarakat melihat SBY kurang tegas. Sebab, saat ini, ada tiga pilihan pencitraan yang diidamkan masyarakat, yaitu kewibawaan tradisional, tegas, atau harapan baru berupa tokoh muda yang baru. Tapi, menurut saya, siapa yang berhasil mencitrakan diri paling tegas peluangnya menjadi presiden paling besar.

Sayangnya sifat tegas Wiranto belum dikapitalisir dengan maksimal. Saya melihat tim yang membawa Wiranto belum cerdik menjual titik-titik dari karakter Wiranto yang bisa dijual. Saya juga menyarankan agar Wiranto mengeluarkan statement politik seperti pidato yang pendek, yaitu sekitar lima menit atau paling lama delapan menit saja. Rnp


Lebih jauh tentang kiprah politik Wiranto saat ini bisa dilihat dari dari hasil wawancara wiranto dengan radio BBC.

Apa lagi Ambisi politik Wiranto saat ini?

Yang akan saya capai adalah mencoba untuk mewarnai demokrasi Indonesia dengan suatu parpol yang punya paradigma baru. Obsesi saya adalah bagaimana dalam waktu singkat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga bisa mendewasakan partisipasi politik masyarakat dalam proses demokrasi di Indonesia?

Tapi, secara khusus, apa tujuan akhir Anda itu diwujudkan dalam kursi parlemen atau kursi presiden?

Kedua-duanya. Sebab, saya ingin dengan proses kaderisasi atau rekruitmen dalam partai yang terencana dan berkesinambungan. Dari partai ini akan lahir para pemimpin dengan model dan paradigma baru yang mampu mengemban misi mereka, baik dari tataran legislatif maupun eksekutif.

Lalu kenapa Anda mendirikan partai politik sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Kenapa tidak menggunakan kendaraan politik seperti katakanlah Golkar yang dulu pernah mengantarkan Anda pada Pemilu 2004 dan menjadi urutan ketiga?

Banyak orang memandang bahwa yang saya lakukan semata-mata merupakan perebutan kekuasaan bagi saya sendiri. Tidak seperti itu. Sebab, kalau hanya kekusaan barangkali pada tahun 1998 dengan instruksi presiden atau surat presiden, saya bisa mengambil kekuasaan di negeri ini. Tapi yang saya lalukan adalah memberikan untuk benar-benar masuk ke dalam proses demokrasi yang berkualitas.

Saya pernah berbicara dengan salah satu orang pengurus HANURA yang menyebutkan komoditas andalannya adalah figur jenderal Wiranto. Lantas partai seperti apa Hanura ini?

Itu saya kira pendapat yang tidak salah. Satu parpol modalitasnya ada tiga, yaitu ketokohannya para pemimpin, jaringan yang dia dimiliki dan dukungan. Nah pemahaman masyarakat Indonesia belum cukup kuat sehingga partisipasi pilitiknya masih rendah, yang jadi dominan justru para tokoh pada pemilu lalu. Saya sendiri sudah mendapatkan 26 juta. Itu khan hasil real yang bisa modalitas ketokohan di partai Hanura.

Di Partai Hanura ada sejumlah mantan petinggi militer yang duduk di kepengurusan pusat seperti Subagio HS (mantan KASAD), dll. Apakah formasi ini semakin memperkuat pemahaman bahwa politik domestik Indonesia belum pernah juga surut dari pengaruh figur-figur militer?

Ya, memang pemikiran itu bisa-bisa saja ya. Para mantan militer yang kembali mendominasi salah satu partai politik seakan-akan tempat konsolidasi mereka untuk berpartisipasi dalam dunia politik praktis. Sepertinya tidak ya! Kebetulan kami saling kenal ya. Tapi ingatlah bahwa pada saat kami ini sudah tidak mempunyai jabatan formal dalam institusi militer, maka hak politik kami kembali sama dengan masyarakat biasa. Tentu, dengan masuknya mantan petinggi-petinggi TNI. Paling tidak, saya sudah mendapatkan kualitas manajerial yang cukup baik. Tidak hanya tokoh militer yang berkumpul di Hanura, tapi banyak tokoh2 lain, tokoh sipil, tokoh2 dari partai politik lain pun yang masuk dalam partai Hanura. Dan, ini saya terima dengan baik.

Berapa formasinya?

Cukup banyak. Sementara ini kami sedang melakukan konsolidasi organisasi. Dan Alahamdulillah saat ini secara adsminitrasi, saya sudah menandatangani terbentuknya kepengurusan di tingkat pusat, di tingkat 33 provinsi dan hampir seluruh kabupaten kota yang jumlahnya 456.

Kalaupun maju dalam pemilihan presiden nanti, sejumlah pihak mengatakan bahwa Anda akan tetap dihantui dari berbagai kasus,misalnya dugaan kekerasan di Timor-Timor pasca jajak pendapat dulu, lalu kedekatan dengan mantan presiden Soeharto dan juga beberapa kasus lainnya.

Seperti yang dikatakan Koordinator KONTRAS, Usman Hamid berikut ini:

Di masa Abbdurahman Wahid, Jenderal Wiranto adaalah sosok yang kontroversial dalam problematika HAM di Indonesia. Apa pun yang akan dia akan lakukan ke depan, maka dia akan dihadapi oleh tuntutan HAM, tuntutan ketidakadilan atas berbagai persoalan kekerasan, berbagai peristiwa penembakan mahasiswa tahun 1998, berbagai penculikan aktivis di tahun 1997-1998, juga tragedi kerusuhan Mei. Itu akan terus menuntut jawaban dari sosok jenderal Wiranto.

***

Nah, dengan begitu bagaimana Anda akan mengatasi bagasi politik yang dipikul ini?

Tidak ada masalah. Sebab, katakanlah komentar semacam itu baru datang dari satu pihak. Tapi, menurut kaca mata lain juga banyak pendapat. Kalau seandainya pada masa itu, saya tidak melakukan suatu upaya-upaya yang bijak, kompromis, konstitusional, apa jadinya wajah Indonesia itu. Bagi saya sendiri selama ini, saya selalu mencoba untuk memberikan penjelasan, apa yang sebenarnya terjadi.

Dalam beberapa sebulan saja kepengurusan partai Hanura di daerah sudah terbentuk seperti yang aAnda katakan tadi sudah ada di 33 provinsi selain di tingkat kabupaten, kotamadya. Darimana kalau boleh tahu, dana untuk kegiatan kepartaian ini mengingat baru tiga tahun lalu Anda mengeluarkan dalam jumlah cukup besar semasa kampanye Wiranto for President?

Memang masalah dana ini selalu bahan pergunjingan. Seakan-akan memang saya punya dana yang unlimitted. Dari mana dana unlimitted ini? Bukan begitu, saya mengajak mereka masuk dalam satu koalisi, dalam suatu simbiosme mutualisme dari berbagai kekuatan. Orang yang memiliki kekuatan pemikiran, saya minta menyumbangkan pikirannya. Orang yang memiliki kekuatan jaringan, saya minta menyumbangkan jaringannya. Dan, orang-orang atau teman-teman yang punya kekuatan finansial, ya silahkan.




Politik- Seminar PKS

Seminar PKS dan Kepemimpinan Kaum Muda :

Jangan Terjebak Pada Sekat

Kamis Siang (19/6) nan cerah di keramaian kota Jakarta. Salah satu ruangan bernama Garden Terrace di hotel Four Seasons, Jakarta tampak ramai didatangi orang. Sekitar seratus orang duduk di dalam ruangan pada bangku yang sudah disediakan. Ternyata, mereka akan mengikuti seminar “PKS dan Kepemimpinan Kaum Muda” sekaligus peluncuran majalah Biografi Politik edisi Satu Abad Kebangkitan Nasional.

Acara yang dimulai pada pukul 12.00 wib ini dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault yang dipercaya menjadi tokoh muda terpopuler. Sedangkan, para narasumber adalah Presiden PKS, Tifatul Sembiring, Pemimpin Redaksi majalah Biografi Politik, Yudi Latif, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari dan mantan aktivis PRD yang kini menjadi pengurus PDIP, Budiman Sudjatmiko.

Acara resmi dibuka dengan sambutan dari Pemimpin Umum majalah Biografi Politik, La Tofi yang dilanjutkan dengan pidato singkat Adhyaksa Dault. Dalam pidato itu, dia mengingatkan pada perkataan Bung Karno, tentang jas merah atau jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Melihat sejarah demokrasi bangsa, Adhyaksa Dault menilai golongan yang punya potensi besar memperbaiki adalah kaum muda. “Peubahan yang dinginkan akan terjadi kalau berpusat pada perjuangan bersama. Generasi muda harus berpusat pada perjuangan bersama, apa pun partai dan ormas bukanlah menjadi persoalan hingga kita terjebak pada sekat-sekat yang ada,” jelasnya.

Acara yang berlangsung selama tiga jam ini dipandu oleh artis yang sekaligus menjabat Wakil Pemimpin Umum majalah Biografi Politik, Peggy Melati Sukma. Dalam diskusi tersebut, munculnya pemimpin muda lahir sebagai pengaruh pencalonan presiden oleh Barack Obama di Amerika Serikat. Budiman Sudjatmiko lalu melontarkan pernyataan semuanya tidak bisa mengacu pada Amerika Serikat, melainkan memang kepada kebutuhan. “Jadi, tatanan bagi kepemimpinanan kaum muda sejauhmana dia bisa memlihara, menjaga instusional building bukan image building,” katanya.

Tentang kriteria sosok muda, Tifatul Sembiring mengungkapkan, muda itu bukan sekadar usia tapi juga segar dalam berbagai sendi. Sedangkan M. Qodari mengingatkan, jangan terpaku pada siapa sosok pemimpin muda, tapi yang bagaimana, menurut saya hal itu yang belum dieksplorasi,” tambahnya.

Ada masukan yang berikan oleh Yudi Latif kepada PKS agar menggandeng partai lain seperti PDIP yang punya ideologi nasionalisme kental serta loyalitas keanggotaan yang dominan.

Rabu, 09 Juli 2008

Politik yang Kian Marak

Sebuah jalan berliku sedang dituju republik ini. Entah kenapa, transformasi reformasi ta kunjung usai, meski telah bergulir puluhan tahun. Dalam memperhatikan arus yang ada, toh kita bisa mencerna, melihat informasi sosok para wakil rakyat. Nah lewat ini, saya coba perkenalkan sedikit biografi para politisi.

GELISAH

Adalah benar kita berdiam dalam sebuah kegelisahan. Melihat, meraba, mendengar pun terjun langsung dalam situasi penuh warna butuh kekuatan. Mau kemana? Entahlah.