Kamis, 10 Juli 2008

Politik Kata Mereka Buat Wiranto

Wiranto, sosok fenomenal dalam dunia politik dua masa, semasa Orde Baru hingga reformasi bergulir. Setelah kalah menjadi RI 1 dalam Pemilu 2004 bersama Golkar, dia lalu menggalang kekuatan dengan kendaraan politik baru bernama Partai Hati Nurani Rakyat. Dalam partai tersebut terdapat sejumlah tokoh besar seperti Yus Usman Sumanegara, Dr. Fuad Bawazier, Dr. Tuti Alawiyah AS., Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi, Laks TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Prof. Dr. Achmad Sutarmadi, Prof. Dr. Max Wullur, Prof. Dr. Azzam Sam Yasin, Jend. TNI (Purn) Subagyo HS., Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail, Samuel Koto, LetJen. TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso, Djafar Badjeber, Uga Usman Wiranto, Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono, Elza Syarief, Nicolaus Daryanto, Anwar Fuadi, Dr. Teguh Samudra dan lain-lain. Dalam nomor urut partai ini mendapat nomor pertama.

Lalu, apa kata sejumlah tokoh menyikapi kiprah Wiranto yang kemungkinan akan kembali mencalonkan diri sebagai eksekutif? Simak kutipan ini.


Yuddy Chrisnandi, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar
Kelebihan Wiranto menurut saya ada empat. Pertama yaitu pengalaman yang dia miliki sebagai mantan birokrat militer dan pejabat negara, sehingga punya bekal untuk memimpin. Kedua, integritas pribadi dari Wiranto, sebab memiliki komitmen tinggi terhadap nasionalisme. Ketiga adalah sosoknya yang cukup religius sebagai dasar dalam memimpin bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Terakhir, Wiranto punya jaringan yang cukup luas.

Peluang Wiranto akan semakin besar apabila pemerintahan saat ini semakin terpuruk. Apalagi, dengan kehadiran Partai HANURA yang menjual kejujuran dan ketulusan kepada rakyat, sehingga membuat Wiranto makin dikenal.

Saat ini, posisi Wiranto sebagai oposisi sudah cukup baik. Namun, sebaiknya Wiranto jangan terlalu mendiskreditkan kekurangan atau kelemahan pemerintah karena akan membuat orang lain semakin direndahkan sehingga merasa dizolimi. Dampaknya, simpatik terhadap Wiranto bisa berubah. Akan lebih baik dalam sikap politik, Wiranto lebih mengedepankan solusi. Sehingga, tak perlu berlebihan dalam menyerang politik pemerintah saat ini.


Arni Sabit, Pakar Politik
Bagi saya saat ini calon pemimpin bukan saja untuk memenangkan Pemilu, tapi juga bisa menyelesaikan masalah yang ada pada bangsa ini. Untuk itu, calon pemimpin seperti Wiranto misalnya harus punya kekuatan dengan berdasar kualifikasi seperti sejarah masa lalu dan langkah ke depan.

Nah, kalau dilihat ke belakang, saat jaman Orde Baru (Orba), para elite yang ada tak punya kemampuan untuk menjiwai demokrasi. Di mana, demokrasi adalah menjamin hak asasi manusia. Apakah Wiranto selama ini menjamin demokrasi? Wiranto meragukan, dia bukan sosok seperti itu.

Kalau masalah peluang, saya kira kemenangan Pemilu 2009 nanti bisa diraih. Persoalannya, kalau Wiranto yang menjadi pemimpin maka akan ada potensi bahaya terhadap demokrasi. Bisa ada lagi penculikan contohnya.

Yang terpenting adalah kualitas, bukan kuantitas. Apalagi, yang ikut dalam Partai HANURA kelihatan seperti sekelompok orang yang cuma cari kekuasaan semata.

Sukardi Rinakit, Pengamat Politik
Pada Pemilu mendatang, menurut saya yang dapat mengalahkan SBY ada tiga calon, yaitu: Megawati, Wiranto atau Sultan Hamengkubuwono X. Alasan Wiranto punya potensi besar karena sudah ada kendaraan politik berupa Partai HANURA. Terlebih, Wiranto saat ini dicitrakan antisesis dari karakter SBY yang juga adalah mantan pemimpin SBY sendiri.

Apabila bisa membuat citra antagonis dengan SBY, maka peluang Wiranto akan semakin besar. Salah satu citra antagonis yang harus ditonjolkan adalah sifat tegas, karena selama ini masyarakat melihat SBY kurang tegas. Sebab, saat ini, ada tiga pilihan pencitraan yang diidamkan masyarakat, yaitu kewibawaan tradisional, tegas, atau harapan baru berupa tokoh muda yang baru. Tapi, menurut saya, siapa yang berhasil mencitrakan diri paling tegas peluangnya menjadi presiden paling besar.

Sayangnya sifat tegas Wiranto belum dikapitalisir dengan maksimal. Saya melihat tim yang membawa Wiranto belum cerdik menjual titik-titik dari karakter Wiranto yang bisa dijual. Saya juga menyarankan agar Wiranto mengeluarkan statement politik seperti pidato yang pendek, yaitu sekitar lima menit atau paling lama delapan menit saja. Rnp


Lebih jauh tentang kiprah politik Wiranto saat ini bisa dilihat dari dari hasil wawancara wiranto dengan radio BBC.

Apa lagi Ambisi politik Wiranto saat ini?

Yang akan saya capai adalah mencoba untuk mewarnai demokrasi Indonesia dengan suatu parpol yang punya paradigma baru. Obsesi saya adalah bagaimana dalam waktu singkat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga bisa mendewasakan partisipasi politik masyarakat dalam proses demokrasi di Indonesia?

Tapi, secara khusus, apa tujuan akhir Anda itu diwujudkan dalam kursi parlemen atau kursi presiden?

Kedua-duanya. Sebab, saya ingin dengan proses kaderisasi atau rekruitmen dalam partai yang terencana dan berkesinambungan. Dari partai ini akan lahir para pemimpin dengan model dan paradigma baru yang mampu mengemban misi mereka, baik dari tataran legislatif maupun eksekutif.

Lalu kenapa Anda mendirikan partai politik sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Kenapa tidak menggunakan kendaraan politik seperti katakanlah Golkar yang dulu pernah mengantarkan Anda pada Pemilu 2004 dan menjadi urutan ketiga?

Banyak orang memandang bahwa yang saya lakukan semata-mata merupakan perebutan kekuasaan bagi saya sendiri. Tidak seperti itu. Sebab, kalau hanya kekusaan barangkali pada tahun 1998 dengan instruksi presiden atau surat presiden, saya bisa mengambil kekuasaan di negeri ini. Tapi yang saya lalukan adalah memberikan untuk benar-benar masuk ke dalam proses demokrasi yang berkualitas.

Saya pernah berbicara dengan salah satu orang pengurus HANURA yang menyebutkan komoditas andalannya adalah figur jenderal Wiranto. Lantas partai seperti apa Hanura ini?

Itu saya kira pendapat yang tidak salah. Satu parpol modalitasnya ada tiga, yaitu ketokohannya para pemimpin, jaringan yang dia dimiliki dan dukungan. Nah pemahaman masyarakat Indonesia belum cukup kuat sehingga partisipasi pilitiknya masih rendah, yang jadi dominan justru para tokoh pada pemilu lalu. Saya sendiri sudah mendapatkan 26 juta. Itu khan hasil real yang bisa modalitas ketokohan di partai Hanura.

Di Partai Hanura ada sejumlah mantan petinggi militer yang duduk di kepengurusan pusat seperti Subagio HS (mantan KASAD), dll. Apakah formasi ini semakin memperkuat pemahaman bahwa politik domestik Indonesia belum pernah juga surut dari pengaruh figur-figur militer?

Ya, memang pemikiran itu bisa-bisa saja ya. Para mantan militer yang kembali mendominasi salah satu partai politik seakan-akan tempat konsolidasi mereka untuk berpartisipasi dalam dunia politik praktis. Sepertinya tidak ya! Kebetulan kami saling kenal ya. Tapi ingatlah bahwa pada saat kami ini sudah tidak mempunyai jabatan formal dalam institusi militer, maka hak politik kami kembali sama dengan masyarakat biasa. Tentu, dengan masuknya mantan petinggi-petinggi TNI. Paling tidak, saya sudah mendapatkan kualitas manajerial yang cukup baik. Tidak hanya tokoh militer yang berkumpul di Hanura, tapi banyak tokoh2 lain, tokoh sipil, tokoh2 dari partai politik lain pun yang masuk dalam partai Hanura. Dan, ini saya terima dengan baik.

Berapa formasinya?

Cukup banyak. Sementara ini kami sedang melakukan konsolidasi organisasi. Dan Alahamdulillah saat ini secara adsminitrasi, saya sudah menandatangani terbentuknya kepengurusan di tingkat pusat, di tingkat 33 provinsi dan hampir seluruh kabupaten kota yang jumlahnya 456.

Kalaupun maju dalam pemilihan presiden nanti, sejumlah pihak mengatakan bahwa Anda akan tetap dihantui dari berbagai kasus,misalnya dugaan kekerasan di Timor-Timor pasca jajak pendapat dulu, lalu kedekatan dengan mantan presiden Soeharto dan juga beberapa kasus lainnya.

Seperti yang dikatakan Koordinator KONTRAS, Usman Hamid berikut ini:

Di masa Abbdurahman Wahid, Jenderal Wiranto adaalah sosok yang kontroversial dalam problematika HAM di Indonesia. Apa pun yang akan dia akan lakukan ke depan, maka dia akan dihadapi oleh tuntutan HAM, tuntutan ketidakadilan atas berbagai persoalan kekerasan, berbagai peristiwa penembakan mahasiswa tahun 1998, berbagai penculikan aktivis di tahun 1997-1998, juga tragedi kerusuhan Mei. Itu akan terus menuntut jawaban dari sosok jenderal Wiranto.

***

Nah, dengan begitu bagaimana Anda akan mengatasi bagasi politik yang dipikul ini?

Tidak ada masalah. Sebab, katakanlah komentar semacam itu baru datang dari satu pihak. Tapi, menurut kaca mata lain juga banyak pendapat. Kalau seandainya pada masa itu, saya tidak melakukan suatu upaya-upaya yang bijak, kompromis, konstitusional, apa jadinya wajah Indonesia itu. Bagi saya sendiri selama ini, saya selalu mencoba untuk memberikan penjelasan, apa yang sebenarnya terjadi.

Dalam beberapa sebulan saja kepengurusan partai Hanura di daerah sudah terbentuk seperti yang aAnda katakan tadi sudah ada di 33 provinsi selain di tingkat kabupaten, kotamadya. Darimana kalau boleh tahu, dana untuk kegiatan kepartaian ini mengingat baru tiga tahun lalu Anda mengeluarkan dalam jumlah cukup besar semasa kampanye Wiranto for President?

Memang masalah dana ini selalu bahan pergunjingan. Seakan-akan memang saya punya dana yang unlimitted. Dari mana dana unlimitted ini? Bukan begitu, saya mengajak mereka masuk dalam satu koalisi, dalam suatu simbiosme mutualisme dari berbagai kekuatan. Orang yang memiliki kekuatan pemikiran, saya minta menyumbangkan pikirannya. Orang yang memiliki kekuatan jaringan, saya minta menyumbangkan jaringannya. Dan, orang-orang atau teman-teman yang punya kekuatan finansial, ya silahkan.




Tidak ada komentar: